Sabtu, 17 Juli 2010

Antara Dosa dan Ampunan

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh...Bismillah,Alhamdulillah wa Sholatu wa Salamu ala Rasulillah wa ala alihi wa Shohbihi wa Manwalah,waba'du
Saudara-Saudari yang saya cintai lillahi ta'ala

Baru-baru ini ada seorang saudara kita yang bertanya melalui Inbox Oleh karena pertanyaannya bersifat umum, insyaAllah Saya akan menjawabnya lewat artikel ini, sehingga mudah-mudahan dapat pula dijadikan sebagai pencerahan bagi kita semua, aamiin.

Adapun pertanyaannya sebagai berikut:

Dosa apakah yang tidak diampuni Allah ta’ala? Dosa apakah yang lebih besar daripada dosa semacam meninggalkan salat, mencaci dengan cacian keji, dan berzina? Siapa yang diharamkan dari rahmat Allah ta’ala?


Saudara-saudariku rahimakumullah…

Ada pun yang dipahami dari ajaran Islam adalah, bahwa Allah ta’ala mengampuni seluruh dosa yang telah dilakukan oleh yang bertobat kepada-Nya. Jika Allah ta’ala menerima tobat dari orang yang kafir, maka itu artinya bahwa kekufuran orang itu telah hilang darinya dengan datangnya Islam, sehingga kekufurannya diampuni dengan keislamannya. Karena, Islam memutus apa yang sebelumnya. Ini sebagaimana dikatakan hadits. Dan juga karena Allahta’ala telah berfirman di dalam surah al-Anfal ayat (38), “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, ‘Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu .”

Artinya, jika mereka berhenti dari kekufurannya, dan masuk kedalam Islam dengan sesungguhnya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah lalu sebelum mereka masuk Islam.

Akan tetapi setelah itu, dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil yang dilakukan seorang manusia dan belum ditobati hingga meninggalnya, tetap tersisa. Tidak diragukan, bahwa rahmat Allah ta’ala mengampuni semua dosa orang yang dikehendaki-Nya, kecuali syirik. Karena, Allah ta’ala telah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersektukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya .” (QS Al-Maidah: 116)

Diriwayatkan bahwa Nabi saw membaca firman Allah ta’ala yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Lalu seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, juga termasuk dosa-dosa syirik?” maka turunlah ayat yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersektukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya .” (QS Al-Maidah: 116)

Imam Al-Qurthubi mengatakan tentang ayat di atas, “Ayat ini menjelaskan bahwa nasib seluruh pelaku dosa berada di tangan kehendak Allah ta’ala: Jika Dia berkehendak mengampuni maka Dia ampuni dosanya, dan jika Dia berkehendak menyiksanya maka Dia siksa atas dosanya itu, selama dosa besar itu bukan perbuatan syirik kepada Allah ta’ala. Allah ta’ala mengampuni dosa-dosa kecil dengan usaha seorang hamba menjauhi dosa-dosa besar, dan melaksanakan kewajiban. Karena, Rasulullah telah bersabda di dalam sebuah hadits sahih, “Salat lima waktu dari waktu jumat ke jumat yang lain, dari Ramadhan ke Ramadhan yang lain, adalah penghapus dosa-dosa di antara keduanya, selama seseorang tidak melakukan dosa-dosa besar.” Sebagian ulama mengatakan, sesungguhnya Allah ta’ala telah menerangkan hal ini di dalam firman-Nya, “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa kecilmu).” (QS An-Nisa: 31)

Allah ta’ala hendak menghapus dosa-dosa kecil orang yang menjauhi dosa-dosa besar, namun tidak mengampuni dosa-dosa kecil orang yang melakukan dosa-dosa besar.

Para ulama mengatakan bahwa di dalam pandangan Ahlusunah dosa-dosa besar akan di ampuni oleh Allah ta’ala bagi orang yang meninggalkannya dan bertobat darinya sebelum meninggal. Namun, bisa saja Allah mengampuni seorang Muslim yang mati dalam keadaan membawa dosa besar. Karena, setelah Allah mengatakan bahwa Dia tidak akan mengampuni dosa menyekutukan sesuatu dengan-Nya (syirik), Allah ta’ala berkata, “Dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik.” (QS. An-Nisa: 48)

Adapun maksud dari ayat ini adalah orang yang mati dalam keadaan membawa dosa. Karena, jika yang dimaksud oleh ayat ini adalah bagi orang yang bertobat sebalum mati, maka tidak ada bedanya antara dosa syirik dengan dosa-dosa lainnya. Karena, orang yang bertobat dari dosa menyekutukan Allah akan di ampuni dengan keislaman dan keimanannya.

Para mufassir menyebutkan bahwa tidak ada yang kekal di dalam neraka kecuali orang yang kafir. Adapun orang Muslim yang berdosa, jika dia mati dalam keadaan tidak bertobat maka Allah ta’ala akan menyiksanya di dalam neraka untuk sementara, dan kemudian mengeluarkannya dengan rahmat-Nya.

Adh-Dhihak meriwayatkan bahwa seorang Arab tua datang kepada nabi saw dan berkata, “Ya Rasulullah, aku orang tua yang disibukkan dengan dosa dan kesalahan, namun aku tidak pernah menyekutukan sesuatu dengan Allah sejak aku mengenal-Nya dan beriman kepada-Nya. Lalu bagaimana keadaanku di sisi Allah?” maka Allah ta’ala menurunkan ayat yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya .” (Qs An-Nisa: 48)

Selanjutnya, kita perlu ketahui bahwa sebagian dosa besar lebih besar dosanya dari sebagian dosa besar yang lain, sesuai dengan kebanyakan bahaya yang dimiliki masing-masingnya. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh al-Qurthubi di dalam kitab tafsirnya. Dosa syirik adalah yang paling besar dibandingkan seluruh dosa besar. Dosa syirik inilah yang tidak akan diampuni oleh Allah ta’ala dengan nas Al-Qur’an al-Karim yang berbunyi, “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu .” (QS Al-A’raf: 156)

Dosa besar selanjutnya adalah berputus asa dari rahmat Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an al-Karim, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya, kecuali orang-orang yang sesat.” (QS.Al-Hijr: 56)

Dosa besar selanjutnya adalah merasa aman dari azab Allah dengan tetap terus melakukan perbuatan-perbuatan maksiat. Allah ta’ala berfirman, “Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS Al-A’raf: 99)

Berikutnya adalah dosa membunuh. Karena, membunuh berarti melenyapkan nyawa dan meniadakan sesuatu yang ada. Selanjutnya adalah dosa zinah, karena zinah menyebabkan campur aduknya nasab. Berikutnya adalah minum khamar, karena khamar menghilangkan akal. Berikutnya adalah kesaksian palsu, dan dosa-dosa besar lainnya yang jelas dan tampak bahayanya. Termasuk ke dalam kelompok dosa besar pula adalah bermain judi, mencuri, mencaci maki para pendahulu yang saleh, berbohong di dalam sumpah, dan berbuat kerusakan di muka bumi. Setiap dosa yang agama dengan keras mengancamnya dengan siksa, atau bahayanya sedemikian jelasnya, maka itu adalah dosa besar.

Wallahu Tabaraka wa Ta’ala A’lam.

Barakallahu fiikum,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
~H.A.Khudori Yusuf.Lc.M.A~
Jawaban diambil dari Kitab Yas'alunaka fiddini wal hayah.juz 2 halaman 503 Penyusun Syaikh DR.Ahmad Ribasyi .Beliau salah satu Guru Besar di Universitas Al-Azhar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar